Senin, 23 April 2012

Camels


Early Warning Untuk System Perbankan
Sistem peringatan dini sangat diperlukan mengingat kompleksnya jejaring sistem perbankan, adanya potensi domino effect yang muncul apabila terdapat satu atau lebih bank dalam sistem tersebut mengalami kegagalan operasi serta munculnya biaya yang sangat besar akibat adanya kebangkrutan suatu bank.
Otoritas moneter sendiri sebenarnya telah memiliki sistem penilaian kesehatan perbankan Indonesia yaitu dengan menggunakan CAMEL rating system yang mampu dijadikan sebagai sistem peringatan dini. Akan tetapi, Bank Indonesia tidak mampu untuk mengungkapkan semua secara detail kepada masyarakat luas mengenai kondisi kesehatan (skor CAMEL rating system) yang dicapai perbankan secara individual karena terbentur oleh pasal kerahasiaan bank yang diatur undang-undang perbankan. Disamping itu, pertimbangan Bank Indonesia untuk tidak mempublikasikan skor CAMEL rating system tersebut antara lain adalah karena di Indonesia belum terdapat program asuransi deposito yang efektif dan menghindari kepanikan nasabah apabila mengetahui bank tempat dia menabung memiliki skor kesehatan yang rendah.
Lebih jauh, CAMEL rating sistem ini terbukti hanya bisa dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter sedangkan masyarakat di luar Bank Indonesia tidak mampu untuk melakukan penilaian ini karena elemen-elemen dalam CAMEL rating system tersebut kebanyakan tidak bisa dilacak dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perbankan kepada publik, sehingga apabila masyarakat ingin melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan rasio-rasio CAMEL tersebut harus diproksikan terlebih dahulu (Machfoedz dan Payamta, 1999; Machfoedz, 1994; Surifah, 1999; Zainuddin, 1998; Abraham, 2000).
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan perbankan yang diterbitkan untuk publik tidak menyediakan informasi yang cukup untuk mengetahui kesehatan perbankan apabila menggunakan sistem seperti yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu, untuk kepentingan bank sendiri dalam melihat kondisi kesehatannya, para investor perbankan maupun kreditur, nasabah (depositors) dan seluruh pihak yang berkepentingan dengan perbankan Indonesia, perlu dikembangkan suatu model yeng lebih sederhana dibandingkan CAMEL rating system sebagai model peringatan dini dimana elemen-elemennya mampu digali dari laporan keuangan yang diterbitkan bagi publik dan memiliki kekuatan prediksi yang baik, sehingga para stakeholder ini tidak hanya tergantung saja kepada metode ad hoc yang disebut information signalling terhadap even dan rumor mengenai:
  1. Bank kekurangan kas dalam memenuhi kewajibannya melakukan kegiatan intermediasi yaitu ketika bank ditemukan pada kegiatan penarikan dana oleh nasabah (depositors) maupun permintaan kredit.
  2. Bank menetapkan suku bunga deposito/tabungan yang sangat tinggi diatas suku bunga pasar deposito atau menetapkan suku bunga kredit terlalu rendah jauh di bawah suku bunga pasar kredit.
  3. Terjadi aksi reorganisasi.
  4. Citra yang buruk dalam pelayanan nasabah.
Kondisi industri perbankan yang telah dijelaskan di atas dapat membahayakan stabilitas industri perbankan dan perekonomian nasional di masa depan akibat kurangnya informasi dan perlindungan yang tak pasti terhadap para nasabah perbankan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyajikan model prediksi kondisi kesehatan perbankan Indonesia dengan mengunakan data-data akuntansi yang tersaji dalam laporan keuangan (Neraca, laporan laba-rugi dan laporan komitmen dan kontinjensi) yang diterbitkan untuk publik sehingga semua orang bisa menggunakan model ini.
Di samping itu, penelitian ini juga mengevaluasi faktor-faktor dominan apakah yang mempengaruhi kesehatan perbankan dan menyebabkan bank menjadi insolvent, sehingga, penelitian ini diharapkan dapat membantu Badan Pengawasan Perbankan Nasional serta seluruh stakeholder perbankan nasional dengan menyediakan alat baru yang membantu mereka dalam mengembangkan sistem peringatan dini untuk memprediksi potensi masalah dalam sistem perbankan Indonesia.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu bank diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan dan dan pertanggungjawaban manajemen bank tersebut kepada pemegang saham pada periode tertentu. Meskipun produk akuntansi keuangan ini bukan dirancang untuk mengukur secara langsung nilai suatu perusahaan, tetapi informasi akuntansi dapat membantu pihak lain yang memerlukan estimasi nilai dari perusahaan tersebut.
Tehnik-tehnik yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain adalah analisis rasio-rasio keuangan. Dalam sektor perbankan, tehnik untuk menganalisis laporan keuangan sekaligus untuk menilai kesehatan bank, telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan tehnik CAMEL rating system.
Meskipun demikian tehnik CAMEL Rating System yang diterapkan oleh Bank Indonesia memliki kelemahan yaitu banyak komponen dari sistem ini yang tidak bisa dicapai melalui sumber yang digunakan yaitu hanya laporan keuangan bank yang dipublikasikan kepada masyarakat saja.
Oleh karena itu tidak semua orang mampu melakukan tehnik tersebut. berdasarkan kelemahan tersebut diperlukan pendekatan untuk memodifikasi komponen-komponen yang terdapat dalam CAMEL rating system tersebut, yaitu dengan tehnik mensubtitusi beberapa komponen dalam CAMEL dengan rasio-rasio keuangan bank yang dianggap mampu untuk menjelaskan mengenai kekuatan permodalan suatu bank, kualitas aset, manajemen, kemampuan dalam memperoleh laba, dan likuiditas suatu bank.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar